Minggu, 05 Februari 2012

Edelweiss




Peri Salju adalah peri yang paling cantik di seluruh dunia. Ia tinggal di pegunungan tinggi yang disebut dengan Pegunungan Alpen. Istananya berada di dalam sebuah gua besar, di puncak pegunungan yang paling tinggi dan diselimuti salju abadi.  Bagian dalam istananya serba putih. Ruang utama berdinding kaca dan terbuat dari papan-papan es yang dihaluskan. Satu bayangan akan terpantul ratusan kali, sehingga seolah-olah ada beratus-ratus orang berdiri di sana, meskipun sebenarnya hanya ada satu. Suara-suara akan dipantulkan kembali oleh pilar-pilar yang membeku. Bergema, bersahut-sahutan.
Para pendaki gunung dan gembala kambing yang tinggal di lembah rela mempertaruhkan nyawa untuk bisa melihat istana yang indah itu. Mereka beruntung dapat mengagumi istana serba putih yang menakjubkan itu.  Tapi mereka yang sial akan bertemu dengan Peri Salju. Peri Salju ini begitu cantik dan suaranya merdu mempesona, sehingga siapa pun yang melihatnya akan jatuh cinta kepadanya. Padahal, sebagai peri ia tidak boleh menikah dengan manusia biasa. Hatinya terbuat dari es. Dingin dan beku. Dia tak peduli apakah mereka yang datang ke istananya itu mengaguminya atau tidak. Jika dia mulai bosan dengan orang-orang yang mengaguminya, dia akan memanggil peri-peri karang gunung.  Peri-peri itu akan muncul dari celah-celah karang dan mengusir para pengagum Peri Salju.
Pada suatu hari, seorang pemburu yang tampan dan perkasa mendaki gunung itu. Dia mendengar suara merdu Peri Salju dihembus angin pegunungan. Dia tak dapat menahan diri untuk tidak mencari sumber suara yang mempesona itu. Siapa gerangan yang tinggal di puncak gunung yang sunyi ini? Akhirnya dia sampai ke istana salju dan bertemu dengan Peri Salju. Pemburu itu langsung jatuh cinta. Tapi ia merasa tidak pantas mengutarakan perasaannya itu. Mana mungkin wanita secantik Peri Salju tertarik pada pemburu miskin seperti dirinya. Sikapnya ini berbeda sekali dengan rayuan serta pujian yang biasa didengar oleh Peri Salju. Karenanya dia justru tertarik pada pemburu itu. Yah.. Peri Salju telah jatuh cinta. Pemuda itu diijinkannya tinggal di istana.
Para peri karang gunung melihat apa yang terjadi. Mereka marah-marah dan berkata, “Peri Salju tidak boleh menikah dengan orang biasa. Mari kita tangkap pemburu itu, dan kita lemparkan ke lembah. Pemburu miskin sepantasnya menikah dengan gadis dusun.”
Mereka lalu keluar dari celah-celah karang, menangkap pemburu itu dan melemparkannya ke lembah. Setiap kali pemburu itu berusaha mendaki kembali, peri-peri karang gunung mencegahnya. Mereka melemparinya dengan batu es. Peri-peri itu selalu berhasil menggagalkan usaha pemburu untuk menemui Peri Salju.
Akhirnya pemuda itu pun berhenti mencoba. Cintanya pada Peri Salju meluntur. Dia berpikir telah menyia-nyiakan hidupnya dengan memburu sesuatu yang takkan mungkin didapat. Sementara itu, Peri Salju selalu menantikan kedatangan kekasihnya. Melihat Peri Salju, para peri karang berkata kepadanya, “Dia tak akan kembali. Bagimu itu lebih baik. Kau itu Peri Salju. Tak boleh menikah dengan manusia. Kau hanya pantas menikah dengan peri juga.” Bagaimanapun, hati beku Peri Salju telah mencair. Untuk pertama kalinya, butir-butir air mata yang hangat menitik dari matanya yang indah. Mengalir di sela-sela karang dan berubah menjadi bunga-bunga perak. Sekarang kita mengenalnya sebagai bunga edelweiss, bunga indah yang abadi yang tumbuh di pegunungan Alpen.

0 komentar on "Edelweiss"

Posting Komentar

Kalender


Free Blog Content

Followers